Askep Rasa Aman Dan Nyaman

Askep Rasa Aman Dan Nyaman – Gangguan kenyamanan merupakan diagnosis kehamilan yang didefinisikan sebagai perasaan kurang gembira, lega, dan sempurna pada dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan, dan sosial.

Diagnosis ini memiliki kode D.0074 dan termasuk dalam subkategori Psikologi, Nyeri dan Kenyamanan dalam Standar Diagnosa Kehamilan Indonesia (SDKI).

Askep Rasa Aman Dan Nyaman

Askep Rasa Aman Dan Nyaman

Pada artikel kali ini kita akan mempelajari cara mendiagnosis gangguan kehamilan secara komprehensif, namun dengan bahasa yang sederhana agar lebih mudah dipahami.

Lp Nyeri Rachma Widya

Kita akan mempelajari gejala-gejala yang harus ada untuk membuat diagnosis ini, bagaimana menulis diagnosis dan hasilnya serta memilih intervensi utama.

Untuk mendiagnosis gangguan ketidaknyamanan, Anda harus memastikan bahwa pasien menunjukkan tanda dan gejala berikut, yaitu:

Jika data di atas tidak terlihat pada pasien, maka ia harus mencari kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosa kehamilan, atau diagnosa kehamilan lain yang termasuk dalam subkategori nyeri dan nyaman dalam SDKI.

Peningkatan kesejahteraan berarti peningkatan rasa nyaman dan aman secara fisik, psikologis, spiritual, sosial, budaya dan lingkungan.

Asuhan Keperawatan Pada Tn.s Dengan Nyeri Abdomen (abdominal Pain) Di Ruang Kemuning Rsud Dr. Soeselo Kabupaten Tegal

Namun apabila penyebabnya tidak dapat diatasi secara langsung, maka harus dipastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/gejalanya.

Manajemen nyeri adalah intervensi yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional terkait kerusakan jaringan atau fungsional dengan serangan tiba-tiba atau lambat dan intensitas sedang hingga berat dan konstan.

Positioning adalah intervensi yang dilakukan untuk memposisikan bagian tubuh untuk meningkatkan kesehatan fisiologis dan/atau psikologis.

Askep Rasa Aman Dan Nyaman

Terapi relaksasi merupakan intervensi yang dilakukan dengan teknik peregangan untuk mengurangi tanda dan gejala ketidaknyamanan seperti nyeri, ketegangan otot atau kecemasan, untuk mengatasi nyeri karena segera dibawa ke rumah sakit.

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Operasi Benign Prostatic Hyperplasia (bph) Dengan Intervensi Pemberian Aroma Terapi Lemon Untuk Mengurangi Nyeri Di Rsud Toto Kabila

C. PENILAIAN POLA FUNGSIONAL 1. Persepsi Kesehatan Pasien menyatakan apabila mempunyai gangguan kesehatan maka ia akan pergi ke ambulan terdekat/membeli obat di apotek. Pasien tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala 2. Status pernafasan Sebelum sakit : Pasien menyatakan tidak mempunyai gangguan pernafasan, seperti sesak nafas Selama sakit : Pasien menyatakan sesak nafas terutama pada saat batuk , pasien menyatakan bahwa rasanya seperti itu. terdapat lendir yang menghalangi pernapasan 3. Kebutuhan cairan dan elektrolit Sebelum sakit: Pasien minum air putih sekitar 1500 cc/hari Selama sakit: Pasien minum air putih sekitar 1000 cc/hari 4. Pakta nutrisi-metabolik Sebelum sakit Pasien makan 2-3 kali sehari pada pagi, siang dan sore hari. Pasien menyelesaikan porsinya dengan sekitar 3 sendok nasi, sayuran, dan piring. Selama sakit: Pasien baru saja kehilangan nafsu makan karena kondisi medisnya menimbulkan rasa pahit di lidah, pasien melaporkan kurang nafsu makan terhadap menu rumah sakit. Pasien makan 3 kali sehari dengan waktu yang teratur setiap hari. 5. Rumus eliminasi BAK dan BAB

G. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung 2. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan 3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan retensi sekret

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keadaan pasien membaik dengan kriteria sebagai berikut : (L) Tingkat nyeri 1. Keluhan nyeri dari skala 3 (sedang) diturunkan ke skala 4 (agak berkurang) 2. meringis dari skala 3 ( sedang) diturunkan ke skala 4 (relatif berkurang) 3. kesulitan tidur dari skala 3 (sedang) diturunkan ke skala 4 (cukup berkurang)

(I) Penatalaksanaan Nyeri 1. Kaji frekuensi nyeri 2. Berikan istirahat dengan posisi semi Fowler 3. Berikan kompres hangat pada perut.

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keadaan pasien membaik dengan kriteria sebagai berikut : (L) Tingkat kecemasan 1. Perilaku gelisah dari skala 3 (sedang) berkurang menjadi skala 4 (sedang berkurang) 2. Keluhan pusing dari skala 3 (sedang) dikurangi menjadi skala 4 (cukup berkurang) 3. Pucat dari skala 3 (sedang) dikurangi menjadi skala 4 (cukup berkurang)

Setelah melakukan kegiatan keperawatan diharapkan keadaan pasien membaik dengan kriteria sebagai berikut : (L.01001) Membersihkan saluran pernafasan 1. Produksi sputum dari skala 3 (sedang) diturunkan menjadi skala 4 (sedang berkurang)

Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung 1. Kaji frekuensi nyeri 2. Biarkan istirahat dengan posisi semi Fowler 3. Kompres hangat pada perut 4. Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam.

Askep Rasa Aman Dan Nyaman

Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung 1. Kaji frekuensi nyeri 2. Biarkan istirahat dengan posisi semi Fowler 3. Kompres hangat pada perut 4. Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam.

Manajemen Nyeri Dan Asuhan Keperawatan Pada Nyeri Akut Serta Nyeri Kronis

Penekanan sekresi TD: 110/70 mmHg HR: 98x/mnt Suhu: 36. SpO2: 95 RR: 24x/mnt

S : pasien mengeluh nyeri ulu hati O : pasien tampak meringis kesakitan TD : 120/90 mmHg HR : 98 x/menit Suhu : 36. SpO2 : 95 RR : 22x/menit A : nyeri akut P : lanjutkan intervensi 1 2. Lakukan kompres hangat pada perut

O : pasien tampak sesak nafas, terdengar bunyi rhonchi TD : 120/80 mmHg HR : 98 x/menit Suhu : 37, SpO2 : 95 RR : 23 x/menit A : relaksasi jalan nafas tidak efektif P : lanjutkan intervensi

S : pasien mengatakan nyeri berkurang O : pasien tampak puas dengan kondisinya saat ini TD : 120/90 mmHg HR : 98 x/menit Suhu : 36. SpO2 : 95 RR : 23 x/menit A : nyeri akut P : menghentikan pukulan

Penerapan Intervensi Berdasarkan Evidence Based Nursing: Nafas Dalam Dan Genggam Jari Pada Nyeri Post Appendectomy: Application Of Intervention Evidence Based Nursing: Deep Breathing And Finger Hold In Pain In Post Appendectomy |

S : pasien masih sesak O : pasien tengkurap, terdengar bunyi rhonchi TD : 120/80 mmHg HR : 98 x/menit.

Artikel Terkait

Leave a Comment